Beberapa waktu lalu dalam kampanye di Bunderan Hotel Indonesia sekelompok orang tak dikenal mengibarkan bendera Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Ada tudingan tindakan tersebut merupakan tindakan yang dilakukan oleh kelompok binaan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), sebagai gerakan kontra intelejen.
BNPT dituding melakukan operasi kontra intelejen dengan memerintah kolompok binaannya untuk melakukan pengibaran bendera ISIS, dengan tujuan menyebarkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat.
Namun hal itu secara tegas dibantah oleh kepala BNPT, Ansyaad Mbai. Ansyaad menyatakan, BNPT tidak pernah melakukan hal tersebut. “Justru kelompok binaan BNPT kerap membantu kami memberikan informasi tentang keberadaan gerakan yang berpotensi melahirkan tindakan terorisme,” ujar Ansyaad saat ditemui Republika Online (ROL), Kamis (17/7).
Di kesempatan yang sama Ansyaad juga membantah wacana yang menyatakan kesenjangan sosial dan kesejahteraan sosial hanya sebagai alasan lahirnya gerakan terorisme. Dia menyebut wacana tersebut sebagai alibi yang dibuat-buat untuk membenarkan gerakan terorisme di mata publik.
Menurut Ansyaad, kemiskinan tidak serta merta melahirkan keinginan untuk melakukan aksi teror. “Justru kemiskinan dapat menjadikan sesorang lebih taat beribadah,” ujar Ansyaad saat ditemui di kantornya, Menteng Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
Kemiskinan yang selalu bergandengan erat dengan pengangguran kerap dijadikan pembenaran akan lahirnya aksi terorisme. “Justeru sebaliknya, teroris seperti M Nurdin Top dan Dr. Azhari lahir dari kalangan yang bekecukupan dan berpendidikan,” tambah Ansyaad.
REPUBLIKA.CO.ID
Posting Komentar
Silahkan Copy Paste Artikel ini jika dianggap bermanfaat, tetapi dengan menyertakan Link Sumbernya (link hidup).